
Diplomasi Indonesia terus digencarkan dalam mengenalkan keragaman budaya Tanah Air di berbagai negara di dunia. Salah satunya di Korea Selatan (Korsel), di mana perwakilan-perwakilan Indonesia menjadikan batik dan gamelan sebagai instrumen budaya untuk lebih dikenalkan ke negara lain.
Diplomasi batik dan gamelan dibawa oleh Dharma Wanita Persatuan Kedutaan Besar RI (KBRI) di Seoul dalam kesempatan acara Coffee Morning pekan lalu. Para wanita yang dipimpin ibu Duta Besar (Dubes) KBRI Seoul, Susi Ardhani Sulistiyanto menyelenggarakan acara yang didukung oleh Seoul Association of Military Attache Spouses/SAMA dan maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia.
Ibu Dubes Susi mengatakan, tujuan acara ini adalah untuk memperkaya wawasan pasangan Dubes negara anggota ASEAN dan pasangan Atase Pertahanan dari negara-negara sahabat. Untuk nantinya, dikenalkan ke masyarakat dari negara tersebut. Adapun yang didalami adalah mengenai khazanah budaya dan keragaman ekonomi kreatif Indonesia.
Berita Terkait...
“Perempuan memiliki keistimewaan sebagai pendidik atau edukator anak-anak dan cucu-cucu yang merupakan generasi penerus. Rasa cinta Tanah Air seyogyanya ditanamkan kepada generasi muda melalui promosi pariwisata, budaya dan ekonomi kreatif Indonesia,” ujar istri Dubes RI di Seoul selaku Ketua Dharma Wanita Persatuan KBRI Seoul saat membuka acara Coffee Morning di Wisma Duta Besar RI di Seoul.

Dalam rangka peringatan 50 tahun hubungan diplomatik Indonesia – Korsel dan Presidensi RI di ASEAN, Dubes Gandi Sulistiyanto menyampaikan bahwa KBRI tidak hanya menggalakkan kerja sama antara sektor publik dan privat. Namun juga kerja sama antar komunitas.
“Dalam kaitannya, perempuan Indonesia di Korsel memainkan peran kunci untuk mempromosikan Tanah Air. Salah satunya melalui warisan budaya bangsa,” katanya.
Sementara itu, fokus penyelenggaraan acara pekan lalu adalah promosi dua warisan budaya takbenda Indonesia (intangible cultural heritage) yang telah didaftarkan di UNESCO yaitu Batik (2009) dan Gamelan (2021). Dipimpin oleh Ibu Dubes Susi, workshop diikuti oleh para istri Dubes negara ASEAN dan istri Atase Militer Negara sahabat.
Mereka menggunakan canting untuk proses pembatikan di kain putih. Workshop Dipandu Oleh Joannes Eka Prasetya Tandjung, Minister Counsellor Ekonomi Kreatif dan Digital, Percepatan Startup dan Diplomasi Publik KBRI Seoul.
Selama workshop berlangsung, hadirin juga dihibur dengan penampilan gamelan. Tembang lawas asal Jawa berjudul Yen Ing Tawang Ono (Ketika Bintang Ada Di Langit) dinyanyikan dengan syahdu oleh Sugiarto dan diiringi tabuhan gamelan yang semakin menambah suasana otentik di pedesaan Tanah Air. Sugiarto adalah Pegawai Setempat KBRI Seoul yang merupakan tenaga pengajar di Universitas Seoul Institute of the Arts untuk kelas World Music program Gamelan Indonesia.
Karina Cote, President SAMA Spouses yang juga merupakan pasangan Atase Angkatan Laut Amerika Serikat menceritakan pengalaman berharganya membuat langsung batik. Menurutnya pembuatan batik ini unik dan sangat rapi.
“Luar biasa, pembuatan batik yang sangat menyenangkan dan simpel. Sudah Sejak lama saya mendengar mengenai batik dari Indonesia. Tetapi saya belum pernah berkesempatan melihat proses pembuatan. Hari ini mimpi saya membuat batik menjadi kenyataan,” kata dia.
Santi Mandalika Akal Juang, istri Atase Pertahanan KBRI Seoul juga turut menyampaikan kebanggaannya atas penyelenggaraan kegiatan pertama di tahun 2023.

Di samping diplomasi budaya dan ekonomi kreatif, diplomasi gastronomi juga ditampilkan melalui promosi kue-kue tradisional Nusantara seperti panada dari Sulawesi Utara dan arem-arem dan klepon dari Jawa Tengah. Kopi hitam produksi Indonesia juga disajikan.
Para peserta juga meninjau Indonesian sebuah sudut di Wisma Duta yang menampilkan produk-produk kreatif seperti batik, ascensoristas, dan syal. Acara telah dihadiri oleh sekitar 60 orang pasangan Dubes negara anggota ASEAN diantaranya Lao PDR, Thailand, Malaysia, Singapura, Vietnam dan pasangan Atase Militer di Seoul.












