
안녕하세여, 친구들 (Annyeonghaseyo, chingudeul)…
Menteri Luar Negeri (Menlu) Korea Selatan (Korsel) mengatakan, bahwa Ramadhan bagi Muslim di negaranya lebih dari sekadar bulan puasa, namun ini adalah waktunya untuk solodaritas di Korea. Hal ini ia sampaikan dalam penyelenggaraan buka puasa bersama komunitas Muslim Korea dan negara-negara sahabat Muslim pada Jumat (25/3/2023) lalu.
"Ramadan lebih dari sekadar bulan puasa. Ini adalah waktu solidaritas. Selama tiga tahun terakhir, kita telah menyadari sepenuhnya makna mendalam dari hubungan manusia di dunia kita, mengingatkan kita bahwa tidak ada seorang pun yang hidup sendiri di sebuah pulau," kata Park seperti dikutip laman Korea Times pada Ahad (26/3/2023).
Berita Terkait...
Menurutnya, masa pandemi membuat semua umat manusia berbagi penderitaan yang sama, dan ini pun, kata dia memupuk dalam diri kita rasa takdir bersama dan kedekatan. Meksi, ia menyampaikan bahwa masih banyak individu di seluruh dunia yang menanggung penderitaan luar biasa baik karena kemiskinan, bencana, atau konflik.
Selama Ramadhan, umat Islam menahan diri dari makan dan minum dari matahari terbit hingga terbenam. Kementerian Luar Negeri Korsel telah menyelenggarakan acara buka puasa bersama sejak tahun 2004 untuk mempromosikan pemahaman budaya, namun terhenti dari tahun 2020 hingga 2022 karena pandemi Covid-19.
Tahun ini, lebih dari 170 tamu menghadiri acara tersebut, termasuk para diplomat serta profesor, mahasiswa dan pebisnis dari negara-negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI) dan Korea. Tamu-tamu penting termasuk Profesor Kajian Arab Universitas Myongji Emeritus Choi Young-gil, yang merupakan penduduk asli Korea-Muslim pertama yang sepenuhnya menerjemahkan Alquran dari bahasa Arab ke bahasa Korea dan penerima Hadiah Internasional Raja Faisal untuk Pelayanan kepada Islam.
Selain itu hadir Profesor Universitas Alexandria Sofia Elkhouly dikenal karena karya kaligrafinya yang memadukan bahasa Korea dan Arab, Mohammed Galal dan Hayder Albayati, pemenang Kompetisi Pitch Ide Start-up Korea-Arab tahun lalu, dan penghibur Muslim Samy Rashad, Oumaima Fatih, Zahid Hussain dan Kim Miso.

Chafik Rachadi, duta besar Maroko untuk Korea dan Dekan Korps Diplomatik Arab di Seoul, mencatat persahabatan yang semakin dalam antara Korea dan negara-negara Islam. "Acara hari ini tidak hanya mempromosikan pengertian persahabatan dan kerja sama antara Republik Korea dengan negara-negara Arab dan Islam, tetapi juga menjadi kesempatan untuk menyebarkan nilai-nilai universal agama, solidaritas dan toleransi,” kata Rachadi.
Duta Besar Maroko menekankan sifat spiritual Ramadhan, yang memperkuat prinsip-prinsip toleransi dan koeksistensi yang dianjurkan oleh Islam. Dia juga menyatakan terima kasih kepada kementerian untuk menyelenggarakan makan malam untuk memperingati kesempatan tersebut.
"Ini menunjukkan bahwa Korea adalah masyarakat multikultural yang sangat menghargai Islam dan persahabatan. Saya ingin mengambil kesempatan ini untuk menegaskan kembali keinginan kuat (komunitas Arab dan Islam) untuk bekerja sama membangun persahabatan dan kemitraan jangka panjang antara kita negara dan pemerintah dan rakyat Republik Korea," kata dia.












